Marah Tak Dapat Bansos, Segerombolan Warga Keroyok Sekdes

- Kamis, 7 Mei 2020 | 12:02 WIB
Korban saat menunjukkan bagian badannya yang memar dan luka lecet akibat pukulan kayu saat pengeroyokan kepada Polsek Tayan Hulu, Selasa (5/5). foto Istimewa
Korban saat menunjukkan bagian badannya yang memar dan luka lecet akibat pukulan kayu saat pengeroyokan kepada Polsek Tayan Hulu, Selasa (5/5). foto Istimewa

SANGGAU – Karena marah dan kecewa tak dapat bantuan sosial (bansos) terkait pandemi Covid-19, sekelompok warga mengeroyok sekretaris desa. Ya, kasus pengeroyokan sejumlah orang terhadap Sekretaris Desa (Sekdes) Engkasan, Kecamatan Tayan Hulu pada Senin (4/5) lalu, telah dilaporkan kepada Kepolisian Sektor Tayan Hulu di Sosok, Selasa (5/5). Korban berharap polisi bertindak tegas.

Diberitakan Pontianakpost.co.id, korban pengeroyokan, Suharyo menyampaikan bahwa pihaknya tidak menyangka bakal terjadi peristiwa tersebut. Pihak aparatur desa rencananya membagikan beras bantuan bagi warga Dusun Empirit Menyuke yang terdampak Coronavirus Disease Nineteen atau Covid-19 sesuai data Kementerian Sosial.

Dengan membawa kayu, oknum warga tersebut mendatangi kantor desa. Mereka marah karena tidak termasuk dalam data penerima bantuan sosial dari Kemensos. Padahal, mereka sudah didata dalam bantuan kabupaten nantinya. “Mungkin merasa tidak terima, sehingga mereka bertindak main hakim sendiri. Tanpa ada koordinasi, mereka langsung masuk ke kantor desa dan menyerang aparatur desa yang berada di dalam kantor tersebut,” ungkapnya.

Atas pengeroyokan tersebut dirinya mengalami memar dan luka lecet di beberapa bagian tubuh. Dirinya juga sudah di visum setelah melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib. Tidak hanya dirinya yang diserang, melainkan lima rekannya yang berada di kantor desa juga menjadi korban kebrutalan oknum warga tersebut. Pihaknya mendesak kepolisian segera mengamankan pelaku dengan pertimbangan kejadian serupa.

Selain itu, hingga Rabu (6/5), pelayanan di kantor desa ditutup hingga waktu yang belum ditentukan dengan pertimbangan keselamatan aparatur desa mengingat para pelaku masih berkeliaran di luar. “Sementara pelayanan ditiadakan. Kami tidak berani ke kantor, karena merek masih berkeliaran. Kami harap kepolisian dapat bertindak tegas dengan para pelaku,” ujar dia.

“Nama-nama mereka yang mengeroyok itu, ada sekira sembilan orang, telah kami sampaikan kepada polisi. Semoga dapat ditindaklanjuti segera agar kejadian serupa tidak terulang,” harapnya. 

Dikonfirmasi, Kapolsek Tayan Hulu, AKP Suparjo mengatakan bahwa untuk kasus penganiayaannya tetap diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku. Sejauh ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi korban. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan saksi-saksi lainnya. “Kasus penganiayaannya tetap diproses hukum,” tegasnya.

Mengenai permintaan pihak korban agar pelaku ditahan, dia menjelaskan pihaknya masih melakukan pemeriksaan. “Ikuti saja proses penyidikannya. Hari ini kami juga akan memberikan perkembangan penyidikan kasusnya,” kata dia.

Mengenai jaminan keamanan, Kapolsek menjamin tidak akan terjadi aksi serupa. Dirinya juga mempersilahkan pelayanan desa buka seperti biasa. Apalagi ada layanan bantuan yang harus dilaksanakan segera.

“Saya jamin aman. Saya dan Pak Danramil juga akan ke sana ikut membagikan bantuan kepada penerima sesuai data dari Kemensos RI,” ujarnya. (sgg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB
X