Di bagian lain, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Wuhan memastikan tidak ada laporan WNI di Wuhan yang terjangkit virus corona. Jumlah mahasiswa dan WNI di Wuhan ada 95 orang. ”Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus,” kata Ketua PPI Tiongkok Wuhan Nur Musyafak dalam keterangan tertulisnya.
Hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan. Seperti memberikan masker, sabun cair, dan thermometer gratis kepada mahasiswa. ”Kami selalu berkoordinasi dengan KBRI Beijing. Direktorat Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar negeri juga tergabung dalam grup wechat untuk memudahkan komunikasi,” beber Musyafak.
Akses transportasi dari maupun menuju Wuhan ditutup sementara. Baik busa, kereta, dan pesawat untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Meski begitu, Pemerintah Tiongkok memastikan suplai kebutuhan logistik ke Wuhan tidak terganggu.
Duta Besar RI di Beijing Djauhari Oratmangun juga memastikan tidak ada WNI di Tiongkok yang terpapar virus corona melalui keterangan tertulisnya. Baik yang bermukim di Wuhan maupun Beijing. ”Kami mengimbau agar menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang kondisi batuk, demam, dan sesak panas. Serta, tidak mengunjungi pasar ikan, unggas, mengonsumsi daging mentah atau kurang matang,” beber pria yang akrab disapa Ari tersebut.
Ari meminta para WNI yang berada di Tiongkok untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing. Khususnya yang bermukim di Wuhan. Segera melakukan konsultasi medis jika merasa tidak sehat. Terutama dengan gejala demam, batuk, hingga sulit bernafas.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, Tiongkok, lanjut dia, sudah membuka hotline bagi para WNI yang membutuhkan bantuan. Selain melalui hotline yang telah diinformasikan, WNI dapat menggunakan tombol darurat di aplikasi Safe Travel untuk menghubungi KBRI Beijing. (bar)