PROKAL.CO,
MELAWI- Satuan Tugas Gabungan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Melawi masih terus bekerja keras memadamkan api di lahan gambut. Seperti yang terjadi di PT Rafi Kamajaya Abadi (RKA) dan lahan perkebunan sawit masyarakat di wilayah SDK, tepatnya di Belongsat dan Batu Nanta Kecamatan Belimbing.
Dilansir Rakyat Kalbar, Kepala BPBD Melawi, Syaparuddin, Minggu (15/9) mengatakan, hingga kini kebakaran lahan gambut di perkebunan PT RKA di daerah Sepantonak belum juga bisa dipadamkan. Meskipun pihak BPBD telah meminta pihak Badan Nasional Penanggunalangan Bencana (BNPB) menyiram menggunakan heli kopter Water Bombing selama beberapa kali.
“Sudah dua mingguan kebakaran lahan gambut, di daerah lahan perkebunan kelapa sawit PT RKA mengalami kebakaran. Sulit untuk dipadamkan karena lahan gambut. Sebelumnya itu ada di dua titik, yakni di Dusun Tapang Ria dan Desa Tengkajau dan Desa Sepantonak. Namun yang di Desa Tengkajau sudah padam, yang di Sepantonak yang belum padam,” terangnya.
Syaparuddin mengatakan, kebakaran lahan gambut PT RKA berkisar 300 haktar lebih. Akibat kebakaran itu ratusan haktar lahan masyarakat juga ikut terbakar.
“Kebakaran di lahan gambut inikan merambat, sehingga menjalar ke lokasi lahan di sekitarnya. Ini yang membuat asap semakin banyak,” paparnya.
Syaparuddin mengatakan, PT RKA merupakan salah satu perusahaan dari Malaysia yang menjadi penyebab kabut asap atau sebagai penyumbang asap. Sebagaimana yang disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, ada lima perusahaan asing asal Singapura dan Malaysia disegel karena penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebanyak 4 perusahaan berlokasi di Kalimantan Barat (Kalbar), sementara 1 perusahaan di Riau.