Pemerintah pusat kemudian menempatkan transmigran lokal di desa ini. Kebanyakan berasal dari Kecamatan Sungai Duri, Selakau, Pemangkat dan Tebas. Sejak itulah, Temajuk mulai dihuni. Setiap warga disediakan satu unit rumah sederhana dan lahan seluas lima hektare lengkap dengan bibit tanaman, seperti buah rambutan, karet dan lada.
Sayangnya, penempatan warga di Desa Temajuk tanpa diiringi pembangunan infrastruktur jalan dan layanan kesehatan.
Berubah Ketika Jalan Dibangun
Pada 2013, jalan menuju Desa Temajuk mulai dibangun. Jalan ini mulai bisa dilalui pada 2014 lalu. Dengan adanya jalan ini, warga tidak lagi harus menyimpan cadangan beras saat musim landas tiba. Ikan dan hasil pertanian pun bisa dijual dengan mudah lewat jalur darat. “Pendapatan warga jauh meningkat,” ujar Suwarno, Pengurus LPM Desa Temajuk.
Menurutnya, kondisi warga saat ini sudah jauh membaik ketimbang masa lalu. Suwarno mengumpamakannya bagaikan air dengan minyak. “Jauh sekali perbedaannya, dulu dengan sekarang,” katanya.
Sekretaris Desa Temajok, Pandri Ota mengatakan, sejak jalan darat menuju Desa Temajuk bisa dilalui, keterisolasian pun menyingkir. Warga Temajuk yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan secara bertahap mulai merasakan dampak positifnya. Segalanya terasa lebih mudah.
“Kalau dulu, nelayan mau menjual hasil tangkapan mereka itu sangat sulit. Ikan tidak bisa dipasarkan ke luar desa. Harganya pun cukup murah. Beruntung bila masih ada yang mau membeli,” ujar Pandri.