PROKAL.CO,
PONTIANAK- Presiden Joko Widodo tertarik dengan tanaman kratom alias purik (Mitragyna speciosa) yang sempat jadi polemik karena dianggap mengandung zat adiktif, sementara banyak warga Kalbar dan Kalimantan yang selama ini memanfaatkannya bahkan di ekspor.
Jokowi tertarik dengan komoditas daun purik alias kratom itu. Yang punya pasar hingga ke luar negeri. Dengan harga jual yang cukup fantastis. Seperti yang diceritakan Kesra. "Sekarang yang populer di Kapuas Hulu Pak, adalah tanaman kayu purik atau dengan sebutan kratom," kata Kesra, warga Kapuas Hulu "Apa itu," tanya Jokowi.
Kesra pun menjelaskan kepada Presiden soal kratom yang kini menjadi alternatif perekonomian baru masyarakat Kapuas Hulu, pasca-harga karet melesu. Bahkan, menurutnya, kratom kini menembus pasar Amerika, termasuk salah satu negara pengorder terbesar olahan kratom dari Kapuas Hulu. "Ooww, baru dengar saya, komuditas-komoditas yang aneh seperti ini penting, karena justru harganya baik," kata Jokowi.
"Kalau semua nanam karet, begitu harga jatuh, udah barengan, hati-hati, kalau nanam apa-apa itu hati-hati, jangan ikut-ikutan, saya tertarik ini (kratom), dijual berapa itu?" tanya Jokowi ke Kesra. "Kalau kemaren itu, ada peneliti dari Amerika harga perkilonya Rp 13 juta," jawab Kesra.
Hanya saja, lanjut Kesra, bisnis kratom mulai dimainkan oleh calo-calo yang punya akses ke kekuasaan. Sehingga masyarakat kampung tak bisa merasakan harga maksimal. "Nanti tolong saya diberikan (penjelasan,red) kayu purik itu seperti apa, nanti saya coba kirim ke Menteri Perdagangan, tak catat ini," pungkas Jokowi, meminta Kesra membacakan lima butir Pancasila, dengan dihadiahi satu unit sepeda.
KEPASTIAN KRATOM