PROKAL.CO,
Jembatan Sungai Sambas Besar mulai dibangun 2020. Ini menjadi salah satu janji Jokowi saat kampanye Pilpres 2019 yang paling cepat direalisasikan di Kalimantan Barat. Lantas, bagaimana dukungan masyarakat terhadap proyek yang akan ditender pada September 2019 itu?
IDIL AQSA AKBARY, Sambas
ANWAR (50) merasa senang sekaligus bimbang. Di satu sisi, pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB) memang sudah sejak lama menjadi harapan dirinya sekaligus warga sekitar. Namun, di sisi lain ia yang sehari-hari menggantungkan hidup dari jasa penyeberangan kelotok itu harus siap-siap kehilangan pekerjaan.
Soalnya, jika jembatan selesai dibangun, otomatis masyarakat tak perlu lagi menggunakan jasanya untuk menyeberang. Sebagai pengusaha kecil, ayah dua anak itu berharap ada solusi dari pemerintah. Minimal, nanti jika jembatan selesai dibangun, ia serta kawan-kawan penambang yang lain tidak lantas jadi pengangguran.
Sebab Anwar dan umumnya para penambang di sana, tidak memiliki usaha lain. "Kami hari-hari di sini saja (sebagai penambang), tidak ada sampingan lain," katanya saat ditemui di kawasan penyeberangan Tebas Kuala-Perigi Piyai, Kabupaten Sambas, seperti dilansir Pontianakpost.co.id.
Sudah hampir 10 tahun warga yang tinggal di Desa Rambayan, Kecamatan Tekarang itu menjadi penambang. Dari menambang, rata-rata penghasilannya per hari mencapai Rp70 ribu sampai Rp80 ribu. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, ia pun dibantu sang istri yang bekerja di ladang. "Ya dicukup-cukupi lah (penghasilan yang ada)," ucapnya.