PROKAL.CO,
PONTIANAK- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih melanda di wilayah Kalbar. Tim satgas terpadu terus berjibaku untuk padamkan api Karhutla. Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Badan Pemadam Kebakaran Swasta (BPKS), Satpol PP dan relawan terus memadamkan di darat. Sementara satgas udara juga melakukan pemadaman dari udara.
Disitat dari Rakyat Kalbar, untuk mengoptimalkan pemadaman dari udara, BNPB mengerahkan 10 helikopter yang digunakan berpatroli dan water bombing. BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU.
"Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa. Dalam beberapa hari turun hujan (di Kalbar), meski tidak merata. Namun mengurangi jumlah kebakaran yang ada," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resmi yang diterima Rakyat Kalbar, Kamis (23/8).
Lahan gambut di Kalbar yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu cuaca kering, air mulai terbatas. Sementara daerah yang terbakar cukup luas. Banyaknya titik panas di Kalbar ini terkait dengan kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan. Meskipun pemerintah daerah telah melarang, namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktikkan dibanyak tempat.
"Tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif tertentu," katanya. Aparat kepolisian pun, sambung dia, masih terus meningkatkan patroli dan penegakan hukum terkait dengan kesengajaan membakar hutan dan lahan ini. "Sosialisasi juga terus ditingkatkan kepada semua pihak agar tidak membakr dan melakukan pencegahan," tuturnya.
Sementara itu, hasil pantauan 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNPP pada katalog Modis Lapan terdeteksi 885 titik panas (hotspot) karhutla di Kalbar pada 23 Agustus 2018 pukul 07.13 WIB. Dari 885 titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas kategori tinggi.