PROKAL.CO,
PONTIANAK- Makin banyak orang utan yang masuk ke pemukiman warga di Kalbar. Ketua Forum Konservasi Orangutan Kalbar (Fokkab), Syamsuri menjelaskan, satwa liar sampai masuk ke pemukiman warga karena tempat tinggal aslinya sudah tidak utuh lagi. "Orangutan sudah bergeser ke pemukiman itu biasanya sudah rusak habitatnya," jelas dia.
Syamsuri mengungkapkan, perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang membuka lahan cukup besar di sekitar wilayah itu cukup masif. Terutama di lanskap dari daerah Purun (Kabupaten Mempawah) hingga Ambawang (Kabupaten Kubu Raya). Dengan bentang alam dari Peniraman, Mempawah, sampai ke Kubu Padi, Kubu Raya.
Menurut dia, seharusnya hal itu diatur. Di kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi, tidak semua lahan bisa dibuka. "Misalnya di sekitar sungai, lalu sumber-sumber air, di tempat hidup atau habitat hewan yang dilindungi, harusnya itu tidak boleh," paparnya.
Apalagi, lanjut dia, setakat ini memasuki musim saat hutan tidak berbuah. Itu sebabnya Orang Utan masuk ke pemukiman. Mereka mencari makan. "Intinya terjadi karena pembukaan lahan yang cukup besar di sekitar itu," ucap Syamsuri.
Kasus Orang Utan liar masuk ke pemukiman warga ini bukanlah pertama kali. Pada 2012, pernah terjadi kasus serupa. Dikatakan Syamsuri, dari hasil identifikasi para peneliti Orang Utan di Kalbar, diperkirakan belasan Orang Utan masih hidup di antara kawasan Peniraman-Kubu Padi. “Sekitar 5 hingga 8 individu masih ada sebenarnya, itu dari survei dan riset kita, perkiraan kita ada 10-15 individu Orang Utan dari Peniraman sampai Kubu Padi," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta mengadakan konferensi pers. "Polsek Siantan menelpon call center kami, bahwa ada Orang Utan ditangkap warga," tuturnya. Pihaknya segera mengirim tim ke lokasi untuk mengevakuasi satwa dilindungi tersebut.