PONTIANAK- Selain pohon tumbang, layangan masih menjadi momok menakutkan bagi transmisi kelistrikan maupun keselamatan di Kalbar. Ironisnya permainan ini menyebar luas dan merata di Kalbar termasuk di Kota Pontianak yang padat akan pemukiman. Dilihat sepintas, permainan ini memang hanya sebatas permainan. Namun siapa sangka banyak dampak yang dimunculkan. Mulai dari gangguan kelistrikan bagi yang menggunakan tali kawat dan gelasan serta membahayakan keselamatan masyarakat bila terkena gelasan tersebut.
Di Kota Pontianak, tidak sedikit kasus masyarakat luka akibat permainan ini. Bahkan terdapat beberapa korban yang harus meregang nyawa karena lehernya tersangkut gelasan saat berkendara. Sekalipun banyak upaya yang dilakukan, seperti mengimbau, merazia bahkan ditetapkan Perda dengan tindakan tegas berupa tipiring, tampak tidak membuat pecinta permainan tradisional ini jera. Buktinya, jika hari cerah masih saja banyak layangan menghiasi langit-langit khatulistiwa.
“Sudah banyak yang diamankan, namun mereka tidak jera,” ujar Syarifah Adriana, Kasat Pol PP Kota Pontianak, Kamis (28/6). Diberitakan Rakyat Kalbar, Adriana mengklaim bahwa persoalan yang berada dalam wewenang dan tanggung jawabnya ini sudah dilakukan secara optimal dengan berbagai cara. Tapi tetap saja pelaku permainan layangan tampak tidak pernah jera. “Kami secara rutin melakukan razia dua kali dalam seminggu,” tukas mantan Camat Pontianak Timur ini.
Sangsi tertinggi berupa tipiring sekalipun dikatakan Adriana, belum terlalu membuahkan hasil. Dimana sesuai dengan Perda Ketertiban Umum Nomor 3/2004 yang mengatur soal sanksi layangan berupa denda maksimal Rp1 juta tetap saja belum membuahkan hasil maksimal.
Sementara Ricky Faisal, Manajer Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) PLN Kalbar menyebut tali kawat dari permainan layang-layang mengancam kelistrikan Kalbar. Karena 90 persen gangguan yang terjadi bersumber dari tali kawat permainan tersebut. “Di Kalbar 90 persen gangguannya diakibatkan tali kawat permaianan layang-layang tersebut,” jelasnya.
Ia menyatakan, jika dilihat dari jenis ini memang tampak sepele dengan akibat yang sepele pula. Namun tidak bagi kelistrikan yang bisa memunculkan dampak besar di mana masyarakat secara luas turut menjadi korban akibat permainan layang-layang. “Memang soal tali kawat layang-layang ini menjadi masalah klasik. Namun saat ini terus menjadi-jadi, bagaimana tidak khusus untuk jaringan pada tegangan menengah dan tinggi,” lugasnya. (agn)