PONTIANAK- Peristiwa memilukan bagi anak 11 tahun bernama Nice Friyandy. Ya, Nice wafat terjadi pada malam sebelum Iduladha, Kamis (31/8) lalu. Sekitar pukul 19.30, meski sempat dilarang Bundanya, Nice keluar rumah. Ia tertarik melihat banyak bocah sebaya di komplek tersebut. Namun, selang beberapa waktu, Nice kembali ke rumah.
Badannya gemetar, menangis kesakitan, sambil memegang kepalanya. Dan hampir pingsan. Di kepalanya terdapat dua benjolan. Di kiri dan kanan. Setelah ditangani orangtuanya, Nice menunjukkan lokasi dimana dia mengalami penganiayaan. Tidak hanya itu, kediaman pelaku pun diberitahukannya kepada Sang Ayah.
Nice disuruh menunjuk penganiayanya. Bocah itu pun mengarahkan jarinya ke salah seorang anak yang diduga telah memukulinya. Nice beristirahat malam itu. Tapi, paginya (Jumat, 1/8), ia mengeluh sakit di bagian kepala. Meski begitu, tetap bermain seperti biasa.
Minggu (3/9), Nice mengeluh badannya terasa tidak enak. Selalu memegang-megang kepalanya. Menunggu sehari, tidak ada perubahan pada Nice. Selasa (5/9), Nice dilarikan orangtuanya ke Rumah Sakit Yarsi di Pontianak Timur. Namun, kondisi Nice tak kunjung membaik.
Rabu (6/9), Doni melapor ke Polsek Pontianak Utara. Nice semakin lemah, namun mau ikut orangtuanya ke kantor polisi. Polisi yang menerima laporan merekomendasikan Nice divisum di Yarsi. Untuk memastikan kondisi kepala Nice, bocah itu dibawa ke rumah sakit yang lebih besar: RSUD dr. Soedarso. CT Scan pun dilakukan. Alangkah terkejutnya Doni akan hasil pemindaian kepala tersebut. Nice mengalami pendarahan pada otak.
Tak hanya itu, dari penjelasan petugas rumah sakit, anaknya tidak dipukul dengan tangan saja. Benda tumpul juga menghantam kepala Nice. Dokter yang menangani kemudian menyarankan agar Nice menjalani rawat inap. Sepanjang malam, Nice tidak bisa tidur, memegang kepalanya dan mengerang kesakitan. Subuhnya, dia muntah-muntah.
Kamis (7/9) pukul 06.00, Doni memanggil perawat. Tangan Nice membengkak. Infus dilepas sebentar dan akan dipasang kembali. Namun perawat tidak berhasil memasang infus tersebut. Nice akhirnya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Di IGD, Nice sedikit lebih segar dari sebelumnya. Bisa diajak berbicara. Nice terlihat semakin segar ketika siang menjelang, sudah berbicara teratur. Pengaduan dari Nice: kakinya dipukul, pantatnya ditendang, dadanya diinjak, bahkan benci terhadap para pelaku.
Setelah sempat berbincang, kondisi Nice mendadak memburuk. Sempat dibawa ke ruang Intensive Care Unit (ICU). Di sana lah Nice meronta sehingga tangannya diikat. Jumat (8/9) sore, nyawa Nice tak tertolong lagi. (Achmad Mundzirin, Ambrosius Junius, Maulidi Murni/rk)